MAKALAH KOMUNIKASI DAKWAH
“Pengantar
Komunikasi Dakwah”

OLEH :
DIDI MUDIONO
NISFATUL UKHRIYANI
SUSI ANGGRAINI
TAMI
Dosen Pembimbing :
Ibu Nyimas Yuniarti
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
TP. 2012-2013
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum, wr, wb.
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan NikmatNya berupa kesempatan dan
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
sebaik-baiknya.
Makalah Komunikasi Dakwah ini
dibuat untuk melengkapi nilai tugas pembelajaran pada jurusan “Komunikasi dan
Penyiaran Islam .” kelompok 1051-B.
Ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada :
1.
Iby Nyimas. Selaku dosen pembimbing mata
kuliah Komunikasi Dakwah.
2.
Semua Pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah ini.
Makalah ini masih terlalu banyak
terdapat kesalahan, kritik dan saran yang dapat membangun akan kami terima
sebagai bahan pembaharuan bagi penulis.
Palembang, 19
Oktober 2012
Penyusun,
BAB
I
PENDAHULUAN
Dakwah dan komunikasi sebagai aktivitas manusia, sama sama
tua,
setua sejarah manusia itusendiri. Komunikasi ada sejak kelahiran manusia,
demikian pula dakwah sebagai kegiatan dan proses sudah ada sejak
kelahirannya.
dakwah dikembangkan dengan ilmu
komunikasi, dan ilmukomunikasi juga mengalami perluasan area dan perkembangan
melalui intensitas dakwah, yangselalu membutuhkan
kreatifitas dan pengembangan metode, materi dan sebagainya.
A.
Komunikasi bagian dari dakwah
Dakwah sebagai proses informasi nilai nilai keislaman membutuhkan
apa yang dinamakan proses pengkomunikasian.
Kandungan
ajaran islam yang didakwahkan merupakan sekumpulan pesan-pesan yang dikomunikasikan kepada manusia.
Disinilah berlaku pola proses dakwah
dengan proses komunikasi.Apalagi bahwa
ajaran ajaran keagamaan tidak semuanya berupa bentuk keterangan yanggamblang.
Sebaliknya kebanyakan pesan keagamaan justru berupa lambang-lambang atau
simbol-simbol yang harus diuraikan dan
diinterpretasikan, agar dapat dipahami oleh manusia.sehingga peran komunikasi secara umum bagi dakwah sangat
dominan.
Menurut Osgood, proses komunikasi
ditinjau dari peranan manusia dalam hal memberiinterpretasi (penafsiran) terhadap lambang lambang tertentu (massage=pesan).
pesan-pesan di sampaikan (encode) kepada komunikan
(dalam bahasa dakwah disebut mad'u) untuk kemudianditafsirkan
dan selanjutnya disampaikan kembali kepada pihak komunikator, dalam bentuk
pesan- pesan baik berupa feedback atau
respons tertentu sebagai efek dari pesan yang dikomunikasikan.
Jika dianalisa keseluruhan proses dakwah, maka dapat dilihat bahwa
terjadi keselarasan antara proseskomunikasi
dengan proses dakwah. maka wajar saja jika banyak orang yang mengatakan bahwa proses
dakwah adalah proses komunikasi itu sendiri.
tentu yang dimaksud adalah proses
komunikasikeagamaan.Dakwah dalam kerangka proses komunkasi inilah yang didalam berbagai istilah islamdisebut sebagai tabligh, yang menjadi inti dari
komunikasi dakwah.
Tabligh
berkaitan dengan sifatdan dan fungsi utama Rasul, jadi tabligh ini tidak
hanya diartikan sebagai menyampaikan pesankeagamaan saja, apalagi dibatasi dengan
penyampaian secara lisan.
Sehingga istilah tabligh disininampaknya lebih
pas jika diartikan sebagai proses penyampaian pesan atau risalah
keagamaan,melalui berbagai metode, bermacam media, dan mencakup materi-materi
keagamaan umumnya,sehingga manusia yang menjadi sasarannya dapat menerima dan
memahami pesan dari tablightersebut, baik dalam bentuk feedback langsung (menolak
atau menerima), atau responsi perbuatan langsung.
BAB
II
PEMBAHASAN
Pengantar
Komunikasi Dakwah
A.
Pengertian
Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris “Communication”
berasal dari bahasa Latin “Communicatio”, bersumber dari kata “Communis”
yang berarti “Sama”. Saama disini adalah dalam pengertian “sama
makna”. Komunikasi minimal harus mengandung “kesamaan makna” antara
kedua belah pihak yang terlibat. Dikatakan “minimal” karena kegiatan
komunikasi itu tidak bersifat “imformatif” saja., yakni agar orang
mengerti dan tahu, tetapi juga “persuasive”, yaitu agar orang bersedia
menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan sesuatu kegiatan dan lain-lain.
Sedangkan komunikasi secara sederhana, dapat didefinisikan sebagai
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan akibat tertentu. Dalam pelaksanaannya, Komunikasi dapat dilakukan
secara primer (langsung) maupun secara skunder (tidak langsung).
Kegiatan komunikasi pada perinsifnya adalah aktivitas pertukaran
idea tau gagasan secara sederhana, dengan demikian kegiatan komunikasi itu
dapat dipahami sebagai kegiatan penyampaian pesan atau ide, arti dari satu
pihak ke pihak yang lain, dengan tujuan untuk tujuan komunikasi yaitu menghasilkan
kesepakatan bersama terhadap idea tau pesan yang disampaikan tersebut.[1]
Masing-masing definisi memiliki arti cakupan dan konteks yang
berbeda satu sama lainnya. Frank E.X. Dence, seorang sarjana yang menekuni Ilmu
Komunikasi telah menginventaris ada sekitar 126 definisi komunikasi yang
berbeda-beda antara yang satu dan yang lainnya. Dari definisi-definisi
tersebut, Dance telah menemukan 15 komponen konseptual pokok untuk merujuk
tentang pemahaman komunikasi. Komponen-komponen konseptual komunikasi tersebut
meliputi:[2]
1.
Symbol-simbol/verbal/ajakan
Komunikasi adalah pertukaran pemikiran dan gagasan secara verbal.(Hoben,
1954)
2.
Pengertian/pemahaman
Komunikasi adalah sebuah proses dengan mana kita bias memahami dan
dipahami oleh orang lain. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan secara
konstan berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. (Andeson, 1959)
3.
Interaksi/hubungan
proses social
Interaksi juga dalam kegiatan biologis, adalah salah satu perwujudan
komunikasi, karena tanpa komunikasi tindakan-tindakan bersama tidak akan
terjadi. (Mead, 1963)
4.
Pengurangan
rasa ketidakpastian
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi
rasa ketidakpastian, yang secara efektif, mwmpwrtahankan atau memperkuat ego. (Barnlund,
1964)
5.
Proses
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi,
keahlian, dan lainlain melalui penggunaan symbol-simbol seperti kata-kata,
gambar angka-angka, dan lainlain. (Barelson dan Steiner, 1964)
6.
Pengalihan/penyampaian/pertukaran
Penggunaan kata komunikasi tampaknya merujuk pada adanya suatu yang
dialihkan dari benda atau orang kebenda atau orang lainnya. Katakata komunikasi
kadang-kadang merujuk pada apa yang dialihkan, alat atau yang dipakai sebagai
saluran pengalihan, atau merujuk pasa seluruh proses upaya pengalihan. Dalam
banyak kasus, apa yang dialihkan kemudian menjadi milik atau bagian bersama.
Oleh karenanya komunikasi menuntut adanya sebuah partisipasi. (Anyer, 1955)
7.
Menghubungkan
Komunikasi adalah proses menghubungkan satu bagian kehidupan ke
bagian kehidupan yang lain. (Ruesch, 1957)
8.
Kebersamaan
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang
memiliki oleh seorang (monopoli seseorang) menjadi milik orang dua atau lebih. (Gode,
1959)
9.
Saluran/alat/jalur
Komunikasi adalah alat pengiriman pesan-pesan kemiliteran pemerintah
dan lain-lain seperti, telegraph, telepon, radio, kurir dan lain-lain. (American
College Dictionery)
10. Replikasi memori
Komunikasi adalah proses yang mengarahkan perhatian seseorang
ketujuan replikasi memori. (Cartier dan Harwood, 1953)
11. Tanggapan/diskriminasi
Komunikasi adalah tanggapan diskriminatif dari satu organisasi
kestimulus. (Stevens, 1950)
12. Tujuan/kesengajaan
Komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja dari
sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah laku penerima. (Miller,
1956)
13. Stimuli
Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai penyampaian informasi
yang berisikan stimuli diskriminatif , dari satu sumber kepada penerima. (Newcomb,
1966)
14. Waktu/situasi
Proses komunikasi merupakan suatu transisi dari keseluruhan struktur
situasi yang lain sesuai pola yang diinginkan. (Sondel, 1956)
15. Kekuasaan/kekuatan
Komunikasi
adalah mekanisme yang menimbulkan kekuatan/kekuasaan. (Schacter, 1951)
Secara
keseluruhan seperti yang telah diungkapkan diatas, banyak sekali pengertian dan
definisi komunikasi yang didefinisikan oleh para pakar komunikasi. Diantaranya
adalah:[3]
1.
Bernarld
Berelson dan Gery A Steiner
Komunikasi: transmisi informasi gagasan, emosi, keterampilan dan
sebagainya dengan menggunakan symbol-simbol, kata-kata, gambar, grafik, dan
sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang disebut komunikasi.
2.
Theodere
M. Newcomb
“setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi
informasi tersendiri dari rangsangan yang diskriminatif dari sumber kepada
penerima.
3.
Carl
L Hovland
“komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikasn)
menyampaikan rangsangan (biasanya berupa lambing-lambang verbal) untuk mengubah
prilaku orang lain (communicate)”
4.
Geral
R. Miller
“komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan
kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi prilaku penerima.”
5.
Everett
M. Rogers
“komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialirkan dari sumber
lepas suatu penerima atau lebih dengan
maksud unruk mengubah tingkah laku mereka.”
6.
Horral
Laswall
“cara baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan (who say what in which channel to whom with what effect?
Atau siapa mengatakan apa dengan saluran
apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?”)
B.
Pengertian
Dakwah
1.
Secara
Etimologi
Secara etimologi, kata dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a-yad’u-da’watan,
yang artinya mengajak, menyeru, memanggil.
Warson Munawwir, menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggil (to
call), mengundang (to invite), mengajak (to summon), menyeru (to
propose), mendorong (to urge) dan memohon (to pray).[4]
Dakwah dalam pengertian tersebut dapat dijumpai dalam ayat-ayat
Al-Qur’an antara lain :
Firman Allah
SWT:
قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ
Artinya: Yusuf berkata:
"Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka
kepadaku.(Qs. Yusuf:33)
وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ
إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Aryinya: “Allah
menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).” (Qs. Yunus:25)
Sedangkan
orang yang melakukan seruan atau ajakan disebut da’i (isim fa’il),
artinya orang yang menyeru. Tetapi karena perintah memanggil atau menyeru adalah
suatu proses penyampaian (tabligh) atas pesan-pesan tertentu, maka
pelakunya dikenal juga dengan istilah Muballigh, artinya penyampai atau
penyeru.
Menurut
Muhammad Fuad Abdul Baqi, kata dakwah dalam Al-Qur’an dan kata-kata yang
terbentuk darinya tidak kurang dari 213 kali.[5]
Dengan
demikian, secara etimologi dakwah dan tabligh itu merupakan suatu proses
penyampaian (tabligh) atas pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan
dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.[6]
2.
Secara
Terminologi
Definisi mengenai
dakwah, telah banyak dibuat para ahli, dimana masing-masing definisi tersebut
saling melengkapi. Walaupun berbeda susunan redaksinya, namun maksud dan makna
hakikatnya sama.[7]
Ada banyak
definisi yang di kemukakan oleh para ahli mengenai dakwah. Berikut ini akan
pemakalah sampaikan beberapa definisi dakwah menurut para ahli:
1.
Menurut
Prof. Toha Yahya Omar, M.A.
“Mengajak manusia dengan
cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk
keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.
2.
Menurut
Prof.A. Hasjmy
“Dakwah islamiyyah yaitu
mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariah
Islamiyyah yang terlebih dahulutelah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah
sendiri.”
3.
Menurut
Syaikh Ali Mahfudz
“Memotivasi manusia untuk
berbuat kebajikan, mengikuti petunjuk, memerintahkan kebaikan dan mencegah
kemunkaran agar mereka memperoleh kebahagiaan didunia dan akhirat.”[8]
4.
Menurut
M. Natsir
“Dakwah adalah usaha-usaha
menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat manusia
konsepsi islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, dan
yang meliputi al-amar bi al-ma’ruf an-nahyu an al-munkar dengan berbagai
macam cara dan media yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya
dalam perikehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.”[9]
5.
Menurut
Prof. H.M. Arifin, M.Ed
“Dakwah mengandung
pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan,
tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam
usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok
agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta
pengalaman terhadap ajaran agama sebagai message yang disampaikan kepadanya
dengan tanpa adanya unsure-unsur pemaksaan.”[10]
6.
Menurut
Amrullah Ahmad
“Pada hakikatnya, dakwah
islam merupakan aktualisasi imani (theologis) yang dimanifestasikan dalam suatu
system kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan
secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan
bertindak manusia pada tataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam
rangka mengusahakan terwujudnya ajaran islam dalam semua segi kehidupan dengan
menggunakan cara tertentu.”[11]
7.
Menurut
Prof.Dr. Abubakar Aceh
“Dakwah yang berasal dari da’a,
berarti perintah mengadakan seruan kepada manusia untuk kembali dan hidup
sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan
nasihat yang baik. Kata-kata ini mempunyai arti yang luas sekali, tetapi tidak
keluar daripada tujuan mengajak manusia hidup sepanjang agama dan hokum Allah.”[12]
8.
Menurut
Dr. M. Quraish Shihab
“Dakwah adalah seruan atau
ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih
baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah
bukan sekadar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan
hidup saja, tetapi juga menujusasaran yang lebih luas, apalagi pada masa
sekarang ini, ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran islam
secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek.”[13]
Adapun
menurut Pemakalah, dakwah adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar
dalam rangka menyampaikan pesan-pesan agama islam kepada orang lain agar mereka
menerima ajaran islam tersebut dan menjalankannya dengan baik dalam kehidupan
individual maupun bermasyarakat untuk mencapai kebahagiaan manusia baik didunia
maupun diakhirat, dengan menggunakan media dan cara-cara tertentu.
C.
HUBUNGAN
KOMUNIKASI DAKWAH DAN ILMU LAIN
1. Dakwah
dan Proses Keilmuanya
Jalaludin rahmat mengatakan bahwa adalah
fenomena sosial yang dirangsang oleh nash-nash agama islam. Fakta-fakta sosial
tersebut dapat dikaji secara empiris terutama pada aspek penyampaian daakwah
serta internalisasi nilai agama bagi penerima dakwah.
Dakwah yang demikian itu baik yang dilakukan
secara perorangan atau kelompok ataupun lembaga yang di lakukan dengan berbagai
media atau pendek kata dakwah dengan segala problematikanya adalah merupakan
kenyataan sosial yang dapat di amati sehingga merupakan pengetahuan.
Pengetahuan yang dalan bahasa inggrisnya
knowledge adalah gambaran atau kesan yang terdapat dalam fikiran manusia
tentang suatu hal baik mengenai sesuyatu yang konkret maupun abstrak sebagai
hasil dari penangkapan beberapa indranya.
S. I Poeradisastro mengartikan pengetahuan itu
sebagai: kumpulan fakta yang saling berhubungan satu sama lain mengenai
suatu hal tertentu.
Terlepas apakah pengetahuan itu merupakan
pengetahuan yang khusus maupun pengetahuan yang umum, suatu pengetahuan itu
memiliki dua tingkatan yaitu pengetahuan biasa dan pengetahuan ilmiah.
Pengetahuan biasa adalah pengetahuan yang
digunakan orang terutama untuk kehidupanya sehari-hari tanpa disertai
penyelidikan lebih lanjut dengan lebih intensif tentang seluk beluk sebab dan
akibatnya. Sedangkan pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang tidak sekedar
ilmu semata-mata, tetapi pengetahuan yang disertai dengan penyelidikan yang
mendalam sehingga dapat diyakini kebenaranya serta diketahui apa sebabnya
demikian, dan mengapa harus demikian Pengetaahuan mengenai dakwah seperti
diterangkan diatas adalah merupakan pengetahuan biasa karena pengetahuan ini
hanya sekedar tahu tentang dakwah tanpa adanya penyelidikan dan analisis lebih
lanjut. tentu saja untuk menjadikan ilmu dakeah menjadi sebuah ilmu pengetahuan
memerlukan persyaratan.
2. Eksistensi dan Objek Studi Ilmu dakwah.
Setiap
ilmu pengetahuan mempunyai objek studi adapun syarat-syaratnya yakni:
a)
Objectif
Telah memiliki object study dan diterangkan
secara objektif
b)
Universal
Merupakan pengetahuan dakwah yang telah
diketahui kebenarannya secara umum leh masyarakat dan dapat terbuka dan teruji
oleh setiap orang.
c)
Metodik
Telah Menggunakan metode yang tepat dalam
memhami object studynya
d)
Sistematik
Pengetahuan dakwah itu telah tersusun secara
menyeluruh yang bagian-bagiannya memiliki kolerasi antara satu dengan yang
lainnya
Agar lebih dapat memahami tingkat keilmuan ilmu
dakwah sajuh ini perlu dianalisis dengan tiga landasan, yaitu:
1)
Landasan Ontologis
Objek telaah ilmu dakwah adalah system
panggilan islam terhadap manusia agar melaksanakan ajaran Allah dan Rasul-Nya
2)
Landasan Epistemologis
Melihat sejauh mana suatu pengetahuan telah
diperoleh melalui pendekatan ilmiah
3)
Landasan Axiologis
Pengetahuan adalah kekuasaan kata “Fracis
Bacon” di abad silam
KAITAN ILMU DAKWAH DENGAN ILMU-IMU YANG LAINNYA[14]
No
|
Komponen Dakwah
|
Objek Kajian
|
Ilmu Yang Berkaitan
|
1
|
Pelaku
dakwah
|
Prilaku
social, latar belakang, sosio cultural,religiositas, posisi hukum
|
Psikologi
social, Antropologi, sosiologi, Ethnografi, sosiogama, psikologi agama, Ilmu
hokum
|
2
|
Pesan
dakwah
|
Struktur,
isi, appeals
|
Sosiolnguistik,
psikolinguistik, psikologi, komunikasi, retorika (logika & argumentasi)
|
3
|
Sasaran
dakwah
|
Prilaku
social, latar belakang sosiokultural religiocity, proses / sosialisasi, nilai
masalah sosial
|
Psikologi
social, sosiologi (social planning, social change, com. Et-nografi,
psikologi/sosiologi agma, ilu politik)
|
4
|
Media
dakwah
|
Accesability,
Efectievenes, Ownership, ekonomi
|
Ilmu
komunikasi / media analisis ilmu ekonomi
|
5
|
Efek
dakwah
|
Prilaku
individual, perubahan sosial
|
Psikologi,
sosiologi, antropologi, ilmu politik
|
6
|
Metode
dakwah
|
Persuasi,
edukasi, koreksi
|
Komunikasi,
ilmu pendidikan, social cleaning
|
3. Ilmu-ilmu Bantu ilmu dakwah
Ilmu dakwah selalu membutuhkan bantuan
ilmu-ilmu lainnya didalam memahami objek study materi dan objek studi
formannya. Bentuk kerjasama atau keterkaitan antara ilmu dakwah dengan ilmu
lainnya antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:

Ilmu dakwah yang menerangkan seluk beluk dakwah
islamiyah atau penyampaian ajaran islam kepada orang lain yang memiliki kaitan
sangat erat dengan ilmu agama islam seperti fiqih, tafsir, dll.
-
Ilmu-ilmu
dakwah dan ilmu-ilmu social politik

Yang dimaksud ilmu social politik adalah
ilmu-ilmu social yang dibicarakan sesuatu menurut apa adanya dan bukan
membicarakan bagaimana suatu itu seharusnya, seperti ilmu-ilmu normative;
sosiologi, antropologi, psikologi, dsb.

Yang dimaksud ilmu normative adalah ilmu-ilmu
tang membicarakan bagaimana sesuatu itu. Yang termasuk ilmu-ilmu normative,
yaitu:
a) Ilmu
penelitian / ilmu riset
b) Ilmu
logika
c) Ilmu
bimbingan dan penyuluhan
d) Ilmu
retorika
e) Ilmu
publistik dan komunikasis
BAB III
KESIMPULAN/PENUTUP
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris “Communication”
berasal dari bahasa Latin “Communicatio”, bersumber dari kata “Communis”
yang berarti “Sama”. Saama disini adalah dalam pengertian “sama makna”.
Komunikasi minimal harus mengandung “kesamaan makna” antara kedua belah
pihak yang terlibat. Dikatakan “minimal” karena kegiatan komunikasi itu
tidak bersifat “imformatif” saja., yakni agar orang mengerti dan tahu,
tetapi juga “persuasive”, yaitu agar orang bersedia menerima suatu paham
atau keyakinan, melakukan sesuatu kegiatan dan lain-lain.
Sedangkan komunikasi secara sederhana, dapat didefinisikan sebagai
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan akibat tertentu. Dalam pelaksanaannya, Komunikasi dapat dilakukan
secara primer (langsung) maupun secara skunder (tidak langsung).
Kegiatan
komunikasi pada perinsifnya adalah aktivitas pertukaran idea tau gagasan secara
sederhana, dengan demikian kegiatan komunikasi itu dapat dipahami sebagai
kegiatan penyampaian pesan atau ide, arti dari satu pihak ke pihak yang lain,
dengan tujuan untuk tujuan komunikasi yaitu menghasilkan kesepakatan bersama
terhadap idea tau pesan yang disampaikan tersebut.
Secara etimologi, kata
dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a-yad’u-da’watan, yang artinya
mengajak, menyeru, memanggil.
Warson Munawwir, menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggil (to
call), mengundang (to invite), mengajak (to summon), menyeru (to
propose), mendorong (to urge) dan memohon (to pray).[15]
Dakwah dalam pengertian tersebut dapat dijumpai dalam ayat-ayat
Al-Qur’an antara lain :
Firman Allah
SWT:
قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ
Artinya: Yusuf berkata:
"Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka
kepadaku.(Qs. Yusuf:33)
وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ
إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Aryinya: “Allah
menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).” (Qs. Yunus:25)
Definisi
Epistimolodi mengenai dakwah, telah banyak dibuat para ahli, dimana
masing-masing definisi tersebut saling melengkapi. Walaupun berbeda susunan
redaksinya, namun maksud dan makna hakikatnya sama.
DAFTAR
PUSTAKA
Ilaihi Wahyu, 2010. Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA)
Warson Munawwi, 1994. Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka
Progressif)
Muhammad
abdul Baqi, 2000. Al-Mu’jam
Al-Mufahras li Alfazh Al-Qur’an, (Cairo: Dar Al-Kutub Al-‘Arabiyyah)
Siti
Muriah, 2000. Metode Dakwah Kontemporer
Amin, Samsul
Munir , 2009. Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah)
Mahfudz, Syaikh Ali, 1952. Hidayat
Al-Mursyidin, (Cairo: Dar Kutub Al-Arabiyyah)
M.
Natsir, 1996. “Fungsi Dakwah
Perjuangan” dalam Abdul Munir Mulkhan, Ideologisasi Gerakan Dakwah,
(Yogyakarta:Sipres)
Arifin,
M.Ed, 2000. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Study, (Jakarta: Bumi
Aksara)
Ahmad, Amrullah, 1985. Dakwah
Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M)
Aceh, Abubakar, 1986. Potret Dakwah Muhammad saw dan Para
Sahabatnya, (Solo:Ramadhani)
Shihab, Quraish,
2001. Membumikan Al-Qur’an, Fungsi
dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung:Mizan)
DAFTAR ISI
[5] Muhammad abdul Baqi, Al-Mu’jam
Al-Mufahras li Alfazh Al-Qur’an, (Cairo: Dar Al-Kutub Al-‘Arabiyyah, 2000),
hlm. 120, 692, 693.
[7] Drs. Samsul Munir Amin, M.A., Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah,
2009), cet.1, hlm.2
[9] M. Natsir, “Fungsi
Dakwah Perjuangan” dalam Abdul Munir Mulkhan, Ideologisasi Gerakan Dakwah,
(Yogyakarta:Sipres, 1996), cet. 1, hlm. 52
[10] Prof. H.M. Arifin, M.Ed, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Study,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2000), cet.5. hlm. 6
[12] Prof.Dr. Abubakar Aceh, Potret Dakwah Muhammad saw dan Para
Sahabatnya, (Solo:Ramadhani, 1986), hlm. 11
[13] Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran
Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung:Mizan, 2001), cet.22, hlm.194