Halaman

Selasa, 09 April 2013

HIJAB/JILBAB. MEMBAWA KESYURGA KAH…??



HIJAB/JILBAB. MEMBAWA KESYURGA KAH…??
Oleh: Nisfatul Ukhriyani. ZF

Bismillaah…
Ini ditulis karena menurut ana sangat menarik untuk dibahas..
Berbicara masalah Hijab/jilbab itu tidak ada ujung dan akhirnya.

Ukhtifillah,. Antunna pasti sudah pada tahu kan bahwa menutup aurat itu wajib…??. Sudah pada tahu kan sampai mana batasan-batasan aurat seorang wanita..??. hijab itu yang membedakan antara wanita biasa dengan wanita sholilah. Karena salah satu cirri-ciri wanita sholihah yaitu menutupi auratnya dengan benar.

Lalu ada salah satu teman ana yang bilang, ”Tuh, anak Qurais shihab tidak pake jilbab. Toh belum tentu masuk neraka”. Ya, ana hanya menanggapi bahwa Qurais shihab adalah tokoh Agama Kontemporer yang tidak mengaitkan antara Agama dan Negara.

Berangkat dari pernyataan teman diatas itulah akhirnya tulisan ini dibuat untuk meluruskan kembali apa yang diperintahkan/diwajibkan Allah untuk seorang wanita. Yang mana hukum berjilbab itu telah termaktub dalam kitabullah Qur’an surat Al-Ahzab ayat 59 yang berbunyi:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Artinya: Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (Al-Ahzab:59)

            Dari ayat diatas sudah sangat jelas bahwa menutup aurat itu adalah perintah langsung dari Allah kepada Muhammad terhadap istri dan anak-anaknya, dan ini bukan hasil rekayasa buatan manusia. Inilah bukti kecintaan Allah terhadap kaum Hawa agar tidak mudah diganggu oleh kampret-kampret yang durhaka. Ayat diatas juga menjelaskan bahwa menutup aurat atau berjilbab itu sampai menutupi dada dan lekuk tubuh tidak Nampak daripadanya. Sama sekali bukan jilbab yang modis seperti mau bergantung diri, bukan juga jilbab yang tipis dan transparan, apalagi jilbab model biarawati,. Bukan itu yang dijelaskan dalam ayat diatas.

            Kemudian, siapa-siapa saja sih yang boleh melihat aurat kita. Coba deh lihat dan baca kemudian hayati Qur’an surat An-Nur ayat 31 yang berbunyi:

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الإرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: ”Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Qs. An-Nur:31)

            Lalu, kenapa wanita harus berhijab..?? karena semua tubuh wanita itu adalah perhiasan yang indah nan molek yang mempesona. Kemudian ada yang bertanya, “tubuh wanita kan indah, molek dan mempesona. Kenapa tidak ditampilkan saja, mengapa mesti harus ditutup..?? kalau ditututup kan jadi tidak kelihatan keindahan dan kemolekannya..??”.(ASTAGHFIRULLAH)

            Innalillahi.. Ukhtifillah, ini musibah besar bagi wanita yang dengan leluasanya menampakkan keindahan dan kemolekan tubuhnya kepada yang bukan mahramnya atau bahkan kepada khalayak ramai (na’udzubillah). Bukankah sudah sangat jelas bahwa wanita yang sudah akil baligh itu wajib mengenakan jilbab…??. Coba perhatikan Hadits Rasulullah ini. Diriwayatkan oleh ‘Aisyah bahwa Rasulullah telah bersabda:

 “bahwa Asma’ binti Abu Bakar menemui Rasulullah sedangkan ia memakai pakaian tipis, maka Rasulullah berpaling daripadanya dan berkata kepadanya: “wahai Asma’, sesungguhnya jika wanita telah mencapai masa haid, tidak baik ada bagian tubuhnya yang terlihat kecuali ini, “kemudian beliau menunjuk muka dan telapak tangan.” (HR. Abu Daud)

            Ukhtifillah, sudah sangat jelas kan apa yang telah Rasulullah perintahkan kepada Asma’ bahwa ketika seorang wanita sudah akil baligh maka tidak baik ada bagian tubuhnya yang tampak/terlihat kecuali muka dan telapak tangan. Lalu kenapa masih ragu juga…?? (Ayo bersegeralah mencari ridho-Nya)

            Lantas, apakah menutup aurat itu hanyalah menutup semua tubuhnya saja, tapi lekuk tubuh dan tipisnya pakaian itu tidak diperhatikan…??. Tidak.. ternyata adab berpakaian wanita pun telah terperinci dengan jelas dalam kajian kitab Fiqh wanita. Jadi, berhijab itu bukan hanya menutup tubuh dengan pakaian tanpa memerhatikan adab (berpakaian tertutup tapi ketat, transparan dan lekuk tubuhnya tampak dengan jelas) bukan sebatas itu. Kemudian ada yang nyeletuk, “yang penting kan auratnya tertutup”. Maka ana jawab, “hei ukhtifillah, semua ada aturannya, kita bukan hanya disuruh menutup aurat dalam artian yang penting semua aurat tertutup tapi pakaiannya kayak potongan ketupat gitu (disana sini semua serba ketat dan alhasil lekuk tubuhnya sangat kentara). Kita juga harus tahu adab berpakaian gitu loh.. bukan hanya asal-asalan mengikuti tren dan mode masa kini. Yang jelas pakaiannya ya harus yang syar’I (longgar, tidak transparan, tidak ketat, tidak bolong-bolong (eh dikira sundul bolong apa ya), ya pokoknya tidak menghasilkan lekuk tubuh lah, titik. Tidak ada alasan lagi.

            Ukhtifillah, masih kurang jelaskah dengan penjelasan ana..??. maka teman yang lain pun berkata, “tapi kan yang penting auratnya tidak kelihatan, terserah itu mau ketat kek, mau transparan kek” (eeh… ini anak ngeyel banget ya.. ckckck). Oke, ana tegaskan sekali lagi., untuk menambah keyakinan, maka ana pun menyadur dari perkataan Asy-Syaikh ibnu Utsaiman bahwa:

“Nabi menceritakan wanita penghuni neraka itu dengan kasiyah (pakaian) maksudnya mereka berpakaian tapi mereka ‘ariyah (telanjang) karena pakaian yang mereka kenakan tidak lah menutupi aurat mereka dengan semestinya. Bisa jadi karena pakaian itu tipis, ketat, atau pendek. Mereka itu menyempang dari jalan yang benar.” (taujilat lil mukminat khaulat tabarruj wa sufur)

            Ukhtifillah, masih kurang jelas dan kurang puas juga dengan perkataan Asy-Syaikh ibnu Utsaiman…?? . baiklah… ana akan menambahkan hadits Rasulullah yang mungkin akan menambah keyakinan Anntunna sekalian untuk menunaikan kewajiban berhijab. Perhatikan dan cermati Hadits Rasulullah berikut ini:

“Ada dua golongan dari penghuni neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. Yang pertama, Suatu kaum yang memiliki cemeti-cemeti seperti ekor sapi yang dengannya mereka memukul manusia. Yang kedua, para wanita yang berpakaian tapi telanjang, mereka menyimpangkan lagi menyelewengkan orang dari kebenaran. Kepalakepala mereka seperti punuk Onta yang miring. Mereka ini tidak akan masuk syurga dan tidak pula akan mencium bau wanginya syurga. Padahal wanginya syurga sudah tercium dari jarak perjalanan sejauh ini dan itu”. (HR. Muslim 5547)

            Nah lo.. sudah paham kan..?? baiklah, kita kembali lagi keawal topic tadi, menyoroti pernyataan dari teman diatas bahwa wanita yang mengumbar auratnya belum tentu masuk neraka (apa sudah yakin…??). ingat ukhtifillah, ketika kita sudah berhijab rapi nan syar’I pun itu kita tidak bisa jamin kita akan masuk syurga atau tidak (sama sekali tidak ada jaminan). Nah, bagaimana dengan yang tidak berhijab atau yang tidak memenuhi standar hijab syar’I …?? Bayangkan, setiap detiknya ia selalu diawasi oleh malaikat yang selalu mencatat kelalaiannya karena tidak menjalankan kewajiban sebagai seorang wanita untuk menutupi auratnya. 

            Tahukah antunna, ukhtifillah…?? Apa saja ciri-ciri wanita sholihah…??. Emh, masih perlu penjabaran dari ana kah..?? . oke… ana kasih tahu antunna dengan Cuma-Cuma dan gratis, apa saja cirri-ciri wanita sholihah itu.
1.      Beribadah kepada Allah (menjalankan semua kewajiban yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang,. Salah satu kewajiban wanita yaitu ya menutup aurat toh…??)
2.     Berakhlak Mulia
3.     Taat pada Orang Tua

            Jadi, kembali lagi menanggapi masalah tersebut maka ya Wallahu a’lam lah, hanya Allah yang tahu.. apakah masuk neraka atau tidak. Toh lagi-lagi semua tergantung pada niatnya kan. Ketika seorang wanita yang sudah berhijab syar’I itu niatnya hanya ingin mendapatkan pujian semata dari manusia, maka amalannya akan tertolak laah.
Alhaqqu Mirrabbik, wallahu a’lam bissawab…

 #Mari tolak larangan jilbab Syar'i bagi PNS oleh Gubernur JATENG... dan ayo dukung upaya MUI Melawan anturan intoleran tersebut..

---------------
By: Nisfatul Ukhriyani. ZF
HIJAB/JILBAB. MEMBAWA KESYURGA KAH…?? Oleh: Nisfatul Ukhriyani. ZF Bismillaah… Ini ditulis karena menurut ana sangat menarik untuk dibahas.. Berbicara masalah Hijab/jilbab itu tidak ada ujung dan akhirnya. Ukhtifillah,. Antunna pasti sudah pada tahu kan bahwa menutup aurat itu wajib…??. Sudah pada tahu kan sampai mana batasan-batasan aurat seorang wanita..??. hijab itu yang membedakan antara wanita biasa dengan wanita sholilah. Karena salah satu cirri-ciri wanita sholihah yaitu menutupi auratnya dengan benar. Lalu ada salah satu teman ana yang bilang, ”Tuh, anak Qurais shihab tidak pake jilbab. Toh belum tentu masuk neraka”. Ya, ana hanya menanggapi bahwa Qurais shihab adalah tokoh Agama Kontemporer yang tidak mengaitkan antara Agama dan Negara. Berangkat dari pernyataan teman diatas itulah akhirnya tulisan ini dibuat untuk meluruskan kembali apa yang diperintahkan/diwajibkan Allah untuk seorang wanita. Yang mana hukum berjilbab itu telah termaktub dalam kitabullah Qur’an surat Al-Ahzab ayat 59 yang berbunyi: يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا Artinya: “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (Al-Ahzab:59) Dari ayat diatas sudah sangat jelas bahwa menutup aurat itu adalah perintah langsung dari Allah kepada Muhammad terhadap istri dan anak-anaknya, dan ini bukan hasil rekayasa buatan manusia. Inilah bukti kecintaan Allah terhadap kaum Hawa agar tidak mudah diganggu oleh kampret-kampret yang durhaka. Ayat diatas juga menjelaskan bahwa menutup aurat atau berjilbab itu sampai menutupi dada dan lekuk tubuh tidak Nampak daripadanya. Sama sekali bukan jilbab yang modis seperti mau bergantung diri, bukan juga jilbab yang tipis dan transparan, apalagi jilbab model biarawati,. Bukan itu yang dijelaskan dalam ayat diatas. Kemudian, siapa-siapa saja sih yang boleh melihat aurat kita. Coba deh lihat dan baca kemudian hayati Qur’an surat An-Nur ayat 31 yang berbunyi: وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الإرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ Artinya: ”Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Qs. An-Nur:31) Lalu, kenapa wanita harus berhijab..?? karena semua tubuh wanita itu adalah perhiasan yang indah nan molek yang mempesona. Kemudian ada yang bertanya, “tubuh wanita kan indah, molek dan mempesona. Kenapa tidak ditampilkan saja, mengapa mesti harus ditutup..?? kalau ditututup kan jadi tidak kelihatan keindahan dan kemolekannya..??”.(ASTAGHFIRULLAH) Innalillahi.. Ukhtifillah, ini musibah besar bagi wanita yang dengan leluasanya menampakkan keindahan dan kemolekan tubuhnya kepada yang bukan mahramnya atau bahkan kepada khalayak ramai (na’udzubillah). Bukankah sudah sangat jelas bahwa wanita yang sudah akil baligh itu wajib mengenakan jilbab…??. Coba perhatikan Hadits Rasulullah ini. Diriwayatkan oleh ‘Aisyah bahwa Rasulullah telah bersabda: “bahwa Asma’ binti Abu Bakar menemui Rasulullah sedangkan ia memakai pakaian tipis, maka Rasulullah berpaling daripadanya dan berkata kepadanya: “wahai Asma’, sesungguhnya jika wanita telah mencapai masa haid, tidak baik ada bagian tubuhnya yang terlihat kecuali ini, “kemudian beliau menunjuk muka dan telapak tangan.” (HR. Abu Daud) Ukhtifillah, sudah sangat jelas kan apa yang telah Rasulullah perintahkan kepada Asma’ bahwa ketika seorang wanita sudah akil baligh maka tidak baik ada bagian tubuhnya yang tampak/terlihat kecuali muka dan telapak tangan. Lalu kenapa masih ragu juga…?? (Ayo bersegeralah mencari ridho-Nya) Lantas, apakah menutup aurat itu hanyalah menutup semua tubuhnya saja, tapi lekuk tubuh dan tipisnya pakaian itu tidak diperhatikan…??. Tidak.. ternyata adab berpakaian wanita pun telah terperinci dengan jelas dalam kajian kitab Fiqh wanita. Jadi, berhijab itu bukan hanya menutup tubuh dengan pakaian tanpa memerhatikan adab (berpakaian tertutup tapi ketat, transparan dan lekuk tubuhnya tampak dengan jelas) bukan sebatas itu. Kemudian ada yang nyeletuk, “yang penting kan auratnya tertutup”. Maka ana jawab, “hei ukhtifillah, semua ada aturannya, kita bukan hanya disuruh menutup aurat dalam artian yang penting semua aurat tertutup tapi pakaiannya kayak potongan ketupat gitu (disana sini semua serba ketat dan alhasil lekuk tubuhnya sangat kentara). Kita juga harus tahu adab berpakaian gitu loh.. bukan hanya asal-asalan mengikuti tren dan mode masa kini. Yang jelas pakaiannya ya harus yang syar’I (longgar, tidak transparan, tidak ketat, tidak bolong-bolong (eh dikira sundul bolong apa ya), ya pokoknya tidak menghasilkan lekuk tubuh lah, titik. Tidak ada alasan lagi. Ukhtifillah, masih kurang jelaskah dengan penjelasan ana..??. maka teman yang lain pun berkata, “tapi kan yang penting auratnya tidak kelihatan, terserah itu mau ketat kek, mau transparan kek” (eeh… ini anak ngeyel banget ya.. ckckck). Oke, ana tegaskan sekali lagi., untuk menambah keyakinan, maka ana pun menyadur dari perkataan Asy-Syaikh ibnu Utsaiman bahwa: “Nabi menceritakan wanita penghuni neraka itu dengan kasiyah (pakaian) maksudnya mereka berpakaian tapi mereka ‘ariyah (telanjang) karena pakaian yang mereka kenakan tidak lah menutupi aurat mereka dengan semestinya. Bisa jadi karena pakaian itu tipis, ketat, atau pendek. Mereka itu menyempang dari jalan yang benar.” (taujilat lil mukminat khaulat tabarruj wa sufur) Ukhtifillah, masih kurang jelas dan kurang puas juga dengan perkataan Asy-Syaikh ibnu Utsaiman…?? . baiklah… ana akan menambahkan hadits Rasulullah yang mungkin akan menambah keyakinan Anntunna sekalian untuk menunaikan kewajiban berhijab. Perhatikan dan cermati Hadits Rasulullah berikut ini: “Ada dua golongan dari penghuni neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. Yang pertama, Suatu kaum yang memiliki cemeti-cemeti seperti ekor sapi yang dengannya mereka memukul manusia. Yang kedua, para wanita yang berpakaian tapi telanjang, mereka menyimpangkan lagi menyelewengkan orang dari kebenaran. Kepalakepala mereka seperti punuk Onta yang miring. Mereka ini tidak akan masuk syurga dan tidak pula akan mencium bau wanginya syurga. Padahal wanginya syurga sudah tercium dari jarak perjalanan sejauh ini dan itu”. (HR. Muslim 5547) Nah lo.. sudah paham kan..?? baiklah, kita kembali lagi keawal topic tadi, menyoroti pernyataan dari teman diatas bahwa wanita yang mengumbar auratnya belum tentu masuk neraka (apa sudah yakin…??). ingat ukhtifillah, ketika kita sudah berhijab rapi nan syar’I pun itu kita tidak bisa jamin kita akan masuk syurga atau tidak (sama sekali tidak ada jaminan). Nah, bagaimana dengan yang tidak berhijab atau yang tidak memenuhi standar hijab syar’I …?? Bayangkan, setiap detiknya ia selalu diawasi oleh malaikat yang selalu mencatat kelalaiannya karena tidak menjalankan kewajiban sebagai seorang wanita untuk menutupi auratnya. Tahukah antunna, ukhtifillah…?? Apa saja ciri-ciri wanita sholihah…??. Emh, masih perlu penjabaran dari ana kah..?? . oke… ana kasih tahu antunna dengan Cuma-Cuma dan gratis, apa saja cirri-ciri wanita sholihah itu. 1. Beribadah kepada Allah (menjalankan semua kewajiban yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang,. Salah satu kewajiban wanita yaitu ya menutup aurat toh…??) 2. Berakhlak Mulia 3. Taat pada Orang Tua Jadi, kembali lagi menanggapi masalah tersebut maka ya Wallahu a’lam lah, hanya Allah yang tahu.. apakah masuk neraka atau tidak. Toh lagi-lagi semua tergantung pada niatnya kan. Ketika seorang wanita yang sudah berhijab syar’I itu niatnya hanya ingin mendapatkan pujian semata dari manusia, maka amalannya akan tertolak laah. Alhaqqu Mirrabbik, wallahu a’lam bissawab…

Rabu, 09 Januari 2013



MAKALAH SISTEM INFORMASI DAKWAH
“Sistem Informasi Untuk Pengembangan Dakwah”

OLEH :
NISFATUL UKHRIYANI


Dosen Pembimbing :
Bapak Taufik Ahyar



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
TP. 2012-2013

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, wr, wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah memberikan NikmatNya berupa kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah Sistem Informasi Dakwah ini dibuat untuk melengkapi nilai tugas pembelajaran pada jurusan “Komunikasi dan Penyiaran Islam .” kelompok 1051-B.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada :
1.                          Bapak Taufik Ahyar. Selaku dosen pembimbing mata kuliah Sistem Informasi  Dakwah.
2.                          Semua Pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah ini.
Makalah ini masih terlalu banyak terdapat kesalahan, kritik dan saran yang dapat membangun akan kami terima sebagai bahan pembaharuan bagi penulis.

Palembang, 8 Desember  2012

Penyusun,








BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Semenjak diketemukan komputer, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadi ledakan luar biasa. Komputer menjadi media terwujudnya era informasi seperti sekarang ini. Terlebih lagi didukung komunikasi melalui internet, ledakan informasi menimpa kita semua. Melalui internet, segalanya hadir tanpa ada batasan. Hal ini seperti dua sisi mata uang, ada yang digunakan untuk hal-hal yang sia-sia seperti pornografi, cybercrime, dsb. Atau, bisa digunakan pula untuk tujuan yang mulia, misalnya untuk dakwah pengembangan Islam. Karena diharapkan dengan adanya computer dan sistem informasi yang ada itu akan mempermudah proses pengembangan Dakwah.
2.      Rumusan Masalah
a.       Bagaimana cara mengembangkan Dakwah dengan melibatkan sistem informasi di dalamnya….??
b.      Apakah pengembangan dakwah akan berjalan efektif dengan menggunakan media sistem informasi yang ada…??
3.      Tujuan
Dengan berkembang pesatnya sistem informasi yang ada saat ini maka kita dengan sangat mudah dapat memanfaatkannya sebagai media pengembangan dakwah yang akan kita sampaikan kepada khalayak ataupun masyarakat luas.

BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM INFORMASI UNTUK PENGEMBANGAN DAKWAH
A.    Pengertian Sistem
Kata sistem berasal dari bahasa latin, yaitu “Syistema” yang berarti suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energy. Sistem juga merupakan sebuah kesatuan bagian-bagian yang saling memiliki hubungan yang  berbeda dalam suatu wilayah, serta memiliki item-item sebagai penggerak. Menurut Djakky R. Djohn, sistem adalah agregasi atau pengelompokan objek-objek yang dipersatukan oleh beberapa bentuk interaksi yang tetap atau saling tergantung, sekelompok unit yang berbeda, yang dikombinasikan sedemikian rupa oleh alam atau oleh seni sehingga membentuk suatu keseluruhan yang integral dan berfungsi, beroperasi atau bergerak dalam satu kesatuan.[1]
Sistem merupakan sebuah obyek yang dikaji atau dipelajari, dimana memiliki karakteristik tertentu atau spesifikasi tersendiri, diantaranya secara umum obyek dibangun atas :
       1. Komponen (component) : Kegiatan-kegiatan atau proses dalam suatu sistem yang mentransformasikan input menjadi bentuk setengah jadi (output). Komponen ini bisa merupakan subsistem dari sebuah sistem.
       2.  Penghubung (interface) : Tempat dimana komponen atau sistem dan lingkungannya bertemu atau berinteraksi
       3.  Batasan (boundary) : Pengambaran dari suatu elemen atau unsur mana yang termasuk didalam sistem dan mana yang diluar sistem.
       4.  Lingkungan (environment) : Segala sesuatu diluar sistem, lingkungan yang menyediakan asumsi, kendala dan input terhadap suatu system.
       5.  Activity (aktivitas pada setiap elemen atau pada obyek itusendiri)
      6.   Goal (tujuan yang ingin dicapai)
B.     Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizBYFYmXAEmvtPpDAxaanwSa5A5BpF3-og-EAOImkxgeBIpifSyMQ95cP6svm-kaF1MQRZ0nfzVfAPcL_XiWzT2NHZ0Nt2ULlDFje6Z5nYBgUJ178hGPqJQyT6JfPxgZcDdrQERfjvVg8Q/s400/New+Picture.bmp
Informasi merupakan salah satu sumber utama dari perusahaan, dan ia dapat dikelola seperti halnya sumber-sumber lainInformasi adalah sumber konseptual yang mana menggambarkan sumber-sumber fisik yang harus dikelola oleh manajer. Jika skala operasinya terlalu besar untuk diobservasi, maka manajer dapat memonitor sumber-sumber fisik dengan mengunakan informasi yang menggambarkan atau mewakili sumber-sumber tersebut.[2]


Konsep Dasar Informasi dapat dijelaskan dengan beberapa definisi, antara lain:
a.  Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
b.  Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian. Sebagai contoh, informasi yang menyatakan bahwa nilai rupiah akan naik, akan mengurangi ketidakpastian mengenai jadi tidaknya sebuah investasi akan dilakukan.
c.  Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya.

C.    Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sistem yang diciptakan oleh para analis dan manajer guna melaksanakan tugas khusus tertentu yang sangat esensial bagi berfungsinya organisasi.
Kegiatan yang dilakukan sistem informasi yaitu mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi. Sebagai tambahan terhadap pendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan kendali, sistem informasi dapat juga membantu para manajer dan karyawan untuk meneliti permasalahan, memvisualisasikan pokok – pokok yang kompleks, dan menciptakan produk baru.[3]



D.    Sistem Informasi untuk Pengembangan Dakwah
Kegiatan dakwah kini tidak hanya dilakukan oleh perorangan, tetapi juga dengan berjamaah, dengan maraknya organisasi dakwah, maka dapat dipastikan bahwa Da’i sangat memerlukan akan adanya sistem informasi dakwah. Dengan adanya SID, kegiatan dakwah akan lebih terarah dan terukur keberhasilannya.[4]
Melihat gelagat pemakaian teknologi dari ummat, seperti penggunaan telepon sesular, internet (facebook, email, tweeter, blog, web) kegiatan dakwah juga harus mampu memaksilakan media-media tersebut. Para da’i dan aktifis organisasi dakwah harus mampu merencanakan, menjalankan, mengontrol, dan mengevaluasi kegiatan dakwahnya yang berbasis teknologi informasi.
            Dengan adanya sistem informasi, kita dapat melaksanakan komputasi numerik, bervolume besar, dan dengan kecepatan yang tinggi, menyediakan komunikasi dalam dan antar organisasi, menyimpan organisasi yang mudah diakses, meningkatkan efisiensi dan efektifitas, yaitu :[5]
• Menyediakan informasi yang jelas
• Mengotomatisasi proses yang tadinya manual
• Mempercepat pengetikan dan editing
• Menekan pembiayaan menjadi lebih murah
Pada prakteknya dalam Sistem Informasi Dakwah, selalu terdapat gangguan, hambatan dan tantangan. Sehingga sangat memerlukan pengendalian terhadap sistem informasi tersebut. Dalam makalah ini akan kita bicarakan apa dan bagaimana cara kita untuk mengendalikan sistem informasi untuk pengembangan dakwah.
Sistem informasi merupakan suatu sistem yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya, atau sebuah sistem untuk menyediakan informasi guna mendukung operasi, manajemen dalam suatu organisasi secara terintegrasi.Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut :
      -    Analisis Sistem
Menganalisis dan mendefinisikan masalah dan kemungkinan solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi.
-          Perancangan Sistem
Merancang output, input, struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem informasi agar dakwah bias berkembang.
     -    Pembangunan dan Testing Sistem
Membangun perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem dan melakukan testing secara akurat. Melakukan instalasi dan testing terhadap perangkat keras dan mengoperasikan perangkat lunak.
-          Implementasi Sistem
Beralih dari sistem lama ke sistem baru, melakukan pelatihan dan panduan seperlunya.
       -    Operasi dan Perawatan
Mendukung operasi sistem informasi dan melakukan perubahan atau tambahan fasilitas.
      -    Evaluasi Sistem
Mengevaluasi sejauh mana sistem telah dibangun dan seberapa bagus sistem telah dioperasikan.
Untuk mengelola sumberdaya teknologi informasi secara efektif memerlukan perhatian yang besar pada sisi operasional. Oleh karena itu jika dikelola dengan baik, maka dapat mengurangi biaya operasional, yang pada akhirnya dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja.[6]
Kita ketahui bahwa internet adalah jejaring social sebagai dunia informasi bagi masyarakat luas. Internet bisa dimanfaatkan sebagai pengembangan Dakwah. Hadirnya akses internet merupakan media yang tidak bisa dihindari karena sudah menjadi peradaban baru dalam dunia informasi dan komunikasi tingkat global. Dengan adanya akses internet, maka sangat banyak informasi yang dapat dan layak diakses oleh masyarakat internasional, baik untuk kepentingan pribadi, pendidikan, bisnis dan lain-lain. Dimana munculnya jaringan internet dianggap sebagai sebuah revolusi dalam dunia komunikasi dan informasi. Dan ini sangat menguntungkan bagi sebuah organisasi Dakwah untuk mengembangkan dakwahnya di jejaring social atau yang sering kita sebut dengan dunia internet (Facebook, Tweeter, Blog).
            Dampak internet terhadap pengembangan dakwah tentu saja ada nilai positif dan negative.  Positifnya, saat ini internet banyak digunakan sebagai sarana untuk berdakwah. Karena sifatnya yang global dan tidak pernah turn-off.  Selain itu semua orang di seluruh pelosok dunia hampir bisa menikmati fasilitas internet. Sehingga sangat berguna bagi kelancaran berdakwah.
Internet bisa dijadikan sebagai media dakwah islami. Terbukti dengan adanya situs-situs dakwah di media internet salah satunya  MyQuran.com adalah terdapat link untuk mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an dan suara adzan versi Mekkah dan Madinnah. Ukhuwah.or.id merupakan situs yang berangkat dari kebutuhan komunikasi internal mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer UI.
Hal ini membuktikan bahwa keberadaan internet membawa dampak positif bagi kemajuan atau perkembangan dakwah. Dakwah yang dulu hanya bisa disampaikan melalui tabligh, seiring dengan kemajuan teknologi kini berkembang bahwa dakwah tidak terbatas sampai dunia tabligh , tetapi bisa disampaikan melalui media internet walaupun satu ayat.[7]

·         Dampak Komputer dan Sistem Informasi untuk perkembangan Dakwah
Komputer menjadi sarana komunikasi yang efektif. Dakwah merupakan kegiatan komunikasi, sehingga ketika dalam berdakwah akan lebih efektif jika melibatkan komputer dan teknologi informasi.
Komputer juga sebagai pusat informasi. Dakwah perlu penyiaran, makanya dalam menyiarkan risalah keagamaan tidak cukup dengan khutbah di atas panggung. Mengingat masyarakat yang sudah mengenal teknologi. Maka dalam berdakwahpun harus menggunakan komputer sebagai pusat informasi.[8]



BAB III
KESIMPULAN

            Dari uraian materi diatas yang telah kami paparkan dan kami tulis, maka pemakalah menyimpulkan bahwa system informasi (kami kaitkan dengan computer sebagai system informasinya) sangatlah tepat jika dijadikan media untuk mengembangkan misi dakwah. Karena dengan tidak melakukan tabligh akbar pun kita bisa menyebarluaskan dakwah ini kepada masyarakat dunia. Dan ini karena kemajuan teknologi yang ada. Ini meringankan bagi organisasi dakwah karena dana yang digunakan pun elatif murah, dan karena memang saat ini adalah musimnya perang dakwah melalui media yang dihasilkan oleh system informasi yang berkembang. Jadi sangatlah relavan jika kita menggunakan system informasi untuk pengembangan dakwah saat ini.



  

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu S.P. 1996. Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah. (Jakarta: Toko Gunung Agung, )

Soegito, Soedrajat, 2003. Sistem Informasi Manajemen. (Jakarta: Universitas Terbuka)

O Brien, James, 1999. Management Information System, (McGraw-Hill: New York)


http://pusdiklat-dewandakwah.com/dewan-dawah/pemikiran-islam/128-urgensi-jaringan-dakwah.html

Muhamadzainudin.wordpress.com, “Evaluasi sistem informasi manajeman dakwah”.

Scott, george m, 2004. Prinsip-prinsip Sistem Informasi manajemen. (PT.RajaGrafindo Perasada: Jakarta)


[1] Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah. (Jakarta: Toko Gunung Agung, 1996)


[2] Soegito, Soedrajat. Sistem Informasi Manajemen. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2003)

[3] O Brien, James. Management Information System, (McGraw-Hill: New York, 1999)
[5] http://pusdiklat-dewandakwah.com/dewan-dawah/pemikiran-islam/128-urgensi-jaringan-dakwah.html

[6] Muhamadzainudin.wordpress.com, “Evaluasi sistem informasi manajeman dakwah”. diakses tanggal 11 Oktober 2010

[7] Scott, george m. Prinsip-prinsip Sistem Informasi manajemen. (PT.RajaGrafindo Perasada: Jakarta, 2004)

[8] Ibid,